TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

06 Juli 2009

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen semua pihak. Pemerintah beserta seluruh jajarannya, masyarakat, dan keluarga semua sepakat untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan ini diarahkan baik pada perencanaan, proses, maupun hasil, dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengarungi era kesejagatan yang telah melibatkan bangsa ini. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, terutama malalui jalur sekolah (formal), guru mempunyai posisi yang sangat strategis. Semua usaha reformasi di bidang pendidikan pada akhirnya tergantung pada “guru”. Tentu saja, faktor lain seperti input / masukan (peserta didik), sarana prasarana, dan faktor eksternal lainnya juga berpengaruh. Akan tetapi kita (guru) harus menyadari bahwa semua itu pada akhirnya sangat bergantung pada kualitas pembelajaran, dan kualitas pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak di lapangan. Ini berarti, profesionalisme guru perlu terus ditingkatkan sejalan dengan tugas yang dipikulnya, seiring dengan tuntutan persaingan global di era kesejagatan. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), guru dituntut memiliki kompetensi, terutama dalam mengelola proses pembelajaran (PBM). Guru harus mampu merancang dan mengelola pembelajaran yang efektif, sehingga dapat mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam KTSP yang berbasis kompetensi, pembelajaran dilaksanakan dengan berpusat pada peserta didik (student centered). Guru diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dalam pembelajarannya. Pembelajaran dengan pendekatan CTL merupakan konsep pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata peserta didik. Prinsip yang melatar belakangi konsep pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah pernyataan bahwa “belajar akan lebih bermakna apabila peserta didik ‘mengalami’, bukan ‘mengetahui’ apa yang dipelajari”. Pembelajaran dengan pendekatan CTL didasari oleh filosofi “konstruktivisme” hasil gagasan Jean Piaget (Swis), dan Lev Vygotsky (Rusia), yang memuat 5 (lima) unsur dasar, yaitu : 1. Activating knowledge (pengaktifan pengetahuan yang sudah ada) 2. Acquiring knowledge (pemerolehan pengetahuan baru) 3. Understanding knowledge (pemahaman pengetahuan) 4. Applying knowledge (mempraktekkan pengetahuan) 5. Reflecting knowledge (refleksi terhadap pengetahuan) Kelima unsur dasar itulah yang mengharuskan pembelajaran dalam KTSP, yang berbasis kompetensi untuk berpusat kepada peserta didik (student centered). Hal tersebut menuntut kita (guru) untuk bisa mengubah paradigma “guru akting di depan kelas, dan peserta didik menonton” menjadi “peserta didik belajar dan bekerja, sedang guru mengarahkan dan memfasilitasi”. Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut adalah guru perlu menggunakan model pembelajaran yang variatif dalam proses pembelajarannya. Menurut Pupuh Fathurrohman (2007) seperti dikutip Lucia H Mardyasari, keaktifan peserta didik mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal apabila terjadi antara guru dengan semua peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan media pembelajaran, dan peserta didik dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu strategi yang tepat. Di era globalisasi ini sangat dimungkinkan untuk menggunakan teknologi yang lebih modern. Pendidikan merupakan sentral kemajuan bangsa sangat membutuhkan teknologi dalam mengembangkan strategi pembelajaran baik untuk guru, terlebih untuk peserta didik. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan media sebagai perantara dan dalam kondisi tertentu dapat mewakili guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Di era kesejagatan ini, pembelajaran tidak bisa menghindar dari penggunaan media berbasis TIK. Perlu diluruskan di sini, bahwa yang termasuk perangkat TIK bukan hanya komputer dan / atau internet saja, tetapi juga termasuk di dalamnya Radio, Tape recorder, DVD/VCD, Televisi, Camera / Handycam, dan Handphone / telepon. Jika beberapa diantara media tersebut digabungkan, maka kita biasa menyebut dengan multimedia. Penggunaan media selain komputer dan / atau internet mungkin sudah tidak asing lagi bagi para guru. Tetapi pemanfaatan komputer dan / atau internet dalam pembelajaran mungkin masih bisa dikatakan sangat kurang intensitasnya. Pemanfaatan komputer oleh guru masih sebatas untuk pembuatan perangkat pembelajaran. Di lain pihak, para peserta didik kita saat ini sudah sangat akrab bahkan bisa dikatakan tidak bisa terlepas dari komputer (internet). Kondisi ini sebenarnya merupakan salah satu modal penting bagi para guru untuk membuat desaign pembelajaran yang melibatkan pemanfaatan kemajuan teknologi komputer (internet). Tekno.Kompas.com (2007) seperti dikutip oleh Lucia H Mardyasari, menulis bahwa kebutuhan akan media bahan ajar berbasis multimedia sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Oleh karena itu sudah sangat mendesak juga bagi guru mata pelajaran mengembangkan medianya berdasarkan teknologi informasi komunikasi ini. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran merupakan konsep bagaimana memanfaatkan internet dalam pembelajaran. Beberapa pemanfaatan internet untuk kepentingan pembelajaran antara lain sebagai media browsing, media searching, sumber bahan ajar, dan komunikasi. Bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengintegrasikan internet dalam pembelajaran. Banyak manfaat yang didapatkan dari Internet dalam semua bidang seperti bisnis, akademis, pemerintahan, organisasi, dan sebagainya. E-learning atau belajar secara elektronik, kini telah menjadi tren di dunia pendidikan. Berbagai layanan e-learning juga banyak disediakan di internet. Sebagai gudangnya informasi, banyak hal yang dapat kita gali dari internet, saat ini banyak situs-situs yang berfungsi sebagai penyedia bahan belajar mulai dari pengetahuan yang bersifat umum hingga materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Berikut ini beberapa situs yang menyediakan layanan sumber belajar: www.howstuffworks.com (Situs Pengetahuan Umum), www.e-dukasi.net (Situs Penyedia Bahan Belajar Sekolah), www.ilmukomputer.com (Situs Pengetahuan Komputer) dan masih banyak lagi layanan bermanfaat yang disediakan di internet. Layanan lain di internet yang sangat populer dan bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi dalam pembelajaran adalah E–mail. E-mail, singkatan dari electronic mail, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan surat elektronik. Layaknya surat biasa, E-mail berguna untuk mengirimkan pesan dalam format data elektronik dari suatu komputer ke komputer lain, melalui sebuah LAN atau internet untuk media pengirimannya. E-mail bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran sebagai media pengumpulan tugas. Beberapa penyedia layanan e-mail adalah: Yahoo (http://mail.yahoo.com), Plasa (www.plasa.com), Telkom ( www.telkom.com), Gmail (http://mail.gmail.com). Layanan lain yang cukup populer di internet dan bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah blog atau weblog. Sesuai dengan perkembangan jaman, belakangan ini sudah banyak beredar situs-situs yang menyediakan blog secara gratis tanpa harus mengerti bahasa pemrogramannya. Beberapa diantaranya yang cukup banyak penggunanya adalah Blogger.com, dan wordpress.com. Untuk membuat sebuah blog cukup diperlukan 3 langkah, yaitu buat account, beri nama blog, dan pilih template. Tentu sebelumnya kita harus sudah punya alamat e-mail. Dalam pembelajaran, blog bisa dimanfaatkan sebagai media penyampaian tugas dan materi pembelajaran. Begitu banyak layanan internet yang bisa dimanfaatkan oleh kita (guru) dalam pembelajaran. Pada akhirnya semua tergantung sikap kita, memanfaatkannya dengan bijaksana demi kemajuan pendidikan, atau membiarkannya dan tetap pada sikap mempertahankan status quo. Perubahan hanya akan terjadi apabila didasari oleh sikap ingin maju. Tidak harus revolusioner, tetapi kita harus melakukan aksi, sekecil apa pun untuk memulainya. Tidak sedikit masyarakat yang belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi itu. Untuk itu tidaklah berlebihan jika kita yang kebetulan sudah bisa menikmatinya dengan mudah harus lebih bersyukur dengan mencoba mulai memanfaatkannya guna menyongsong program ”Pembelajaran Berbasis TIK” yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan